PEMERINTAH KABUPATEN SUPIORI

Kamis, 30 Desember 2010

Pilkada Supiori 2011

Dana untuk Panitia Pengawas Pemilu (Panwas) Supiori belum juga dicairkan pemerintah setempat sejak September hingga Desember 2010. Jika dana sebesar Rp1 miliar itu belum dapat direalisasikan hingga awal Januari mendatang, Pemilukada Putaran II di daerah itu terancam tanpa pengawasan Panwaslu.
Hal tersebut disampaikan Ketua Panwas Supiori, Demianus Wompere, SE menjawab wartawan, Rabu (29/12), ketika dikonfirmasi seputar persiapannya menjelang Pemilukada Supiori putaran II yang diwacanakan pada 16 Januari 2011 mendatang.
Menurut Demianus, dana Panwas pada putaran I sebesar Rp1 miliar yang telah diterimanya, sudah habis terpakai sejak Agustus lalu, untuk membiayai honor sebanyak 98 petugas Panwas mulai dari tingkat kabupaten, distrik, sekretariat hingga panitia pengawas lapangan di tingkat kampung, dan juga sebagai biaya operasional.
Sedangkan, terhitung sejak September hingga Desember 2010, seluruh petugasnya belum juga menerima honor. Demianus mengaku, pihaknya telah mengetahui bahwa dana untuk Panwas, tidak terakomodir pada APBD-Perubahan Supiori yang telah dibahas beberapa waktu lalu.
“Kami sudah menanyakan hal tersebut kepada Plt Setda Supiori, Onesias Rumere,S.Sos, tetapi jawabannya, dana untuk Panwas akan direalisasikan sebesar Rp1 miliar pada buan Januari mendatang,” kata Demianus.
Jika dana Panwas sebesar Rp1 miliar yang dijanjikan tersebut, baru dapat dicairkan pada Januari mendatang, menurut Demianus segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua kandidat peserta Pemilukada, tidak akan dapat diawasi oleh pihak Panwas, karena untuk membayar honor petugasnya dan juga sebagai biaya operasional selama empat bulan yang belum terbayarkan itu, akan terserap sebesar Rp700 juta, sedangkan Rp300 juta sisanya diyakini tidak akan mencukupi untuk membiayai pengawasan pada tahapan Pemilukada selanjutnya.
Menurutnya, dana yang harus dialokasikan untuk Panwas Supiori mulai awal putaran II hingga pelantikan Bupati definitive, harus dianggarkan sebesar Rp2,5 miliar. Namun usulan dana tersebut, ungkap ketua Panwas ini, belum juga mendapat tanggapan dari pemerintah setempat.
“Sesuai kenyataan ini, kami tentunya akan sampaikan ke Panwas di tingkat Provinsi maupun di tingkat Pusat, agar dapat memahami situasi yang dialami Panwas di kabupaten Supiori ini,” pungkasnya. (MC Biak/Sembiring/rm)
Read More »»

Selasa, 21 Desember 2010

7 alasan mencela diri

Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
pertama kali ketika aku melihatnya lemah,padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket dihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudahKeempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan coba menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan Kelima kali, ia menghindar karena takut, lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu, bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat (Khalil Gibran sang pujaan)
Read More »»

Kehidupan

Engkau dibisiki bahwa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu
penuh kebimbangan

Kuwartakan padamu bahwa hidup adalah kegelapan
jika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosong
bila tidak diiringi kerja
Dan segala kerja hanyalah kehampaan
kecuali disertai cinta

Maka bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu
Dengan wujudnya kamu, wujud manusia lain
Dan wujud Tuhan.

Khalil Gibran, sang pujaan Read More »»

Gambaran umum Kepulauan Mapia

Gugus kepulauan yang terletak di Propinsi paling timur Indonesia Papua tepatnya Kabupaten Supiori terdiri dari beberapa pulau yang masuk dalam kategori Pulau-pulau kecil terluar yaitu pulau Bras, pulau Bras Kecil, Pulau Fanildo, Pulau Fanildo Kecil dan Pulau Mapia (Pegun) yang merupakan gugusan dari kepulauan Mapia. Bagian barat gugusan pulau mapia berbatasan dengan negara palau sementara bagian utara berbatasan dengan Kepulauan Guam Amerika. Kepulauan Mapia terdiri dari Pulau Mapia atau Pegun (332 Ha), Pulau Bras atau Berasi (309 Ha), Pulau Bras kecil (6 Ha), Pulau Fanildo atau Faniroto (50 Ha) dan Fanildo kecil (4 Ha).
Kelima pulau ini merupakan satu kesatuan yang terhubungkan oleh hamparan pantai pasir putih yang dilingkari karang seluas 37.760 Ha dengan laguna di tengahnya seluas 3.000 Ha. Kedalaman lagoon berkisar antara 5 – 22 meter dengan kanal atau alur yang berada di sisi barat, dimana kanal tersebut merupakan akses masuk dan keluar lagoon. Pulau Mapia secara administratif termasuk kedalam Kecamatan Supiori Utara. Dilihat dari letaknya Gugus Pulau Mapia di tengah Samudra Pasifik ini sangat strategis dan potensial karena memiliki potensi sumber daya laut yang besar, yaitu wisata bahari, perikanan, dan perkebunan kelapa.
Secara garis besar gambaran umum dari masing-masing pulau adalah sebagai berikut:
a.Pulau Bras
Pulau Bras merupakan salah satu dari Gugus Pulau Mapia. Pulau ini berpenduduk, dengan mata pencahariaan utama pembuat kopra. Pulau Bras merupakan pusat pemerintahan desa Pulau-pulau Mapia. Pulau Bras dikelilingi oleh pantai berpasir yang landai selebar 30 - 40 m. Bila air surut penduduk di Pulau Bras dapat berjalan kaki ke Pulau Pegun (Mapia) dan Pulau Fanildo. Pulau Bras di kelilingi oleh terumbu karang yang cukup luas. Pulau Bras secara astrononis berada pada posisi 00 55 57 N dan 134 20 30 E.
b. Pulau fanildo
Salah satu pulau kecil terluar yang berbatasan dengan Republik Palau adalah Pulau Fanildo yang merupakan gugusan dari Kepulauan Mapia. Jarak antara Pulau Fanildo dengan Pulau Babelthuap adalah sejauh 390 mil. Pulau Babelthuap adalah salah satu pulau milik Negara Palau. Posisi pulau Fanildo ini menjadi salah satu pulau yang sangat strategis bagi NKRI. Pulau Fanildo berada pada posisi 00 56 22 N dan 134 18 14 E (Gambar 4.3).
Pulau Pegun (Mapia)
Pulau Mapia juga disebut Pulau Panjang karena bentuknya yang panjang. Penduduk di Pulau ini bermata pencaharian utama sebagai pembuat Kopra. Sumber air tawar adalah sumur gali dengan kedalaman 1 meter dan diameter sumur 1 m. Pantai berpasir putih dikelilingi pulau dan landai kecuali bagian barat yang agak dalam sebagai tempat berlabuh kapal perintis dan navigasi. Tidak ada sarana berlabuh seperti pelabuhan. Bila air surut, pasir putih terlihat memanjang sampai ke Pulau Bras.
Aksesibilitas
Gugus Pulau Mapia dapat dicapai dari Jakarta dengan menggunakan Pesawat Udara dan kapal laut, dengan Rute Jakarta – Biak – Fanildo/Mapia/Bras Kepulauan Mapia dapat diakses dengan menggunakan perahu motor (spead boat) dari Kabupaten Biak Numfor. Jarak Kep. Mapia dengan Kota Biak adalah 150 mil dan dapat dicapai dengan kapal motor. Lamanya waktu perjalanan dari Kota Biak dengan menggunakan perahu motor carteran berkekuatan 320 PK menuju Pulau Fanildo kurang lebih sekitar
6 jam. Pulau Fanildo/Bras sebagai satu kesatuan dari Kepulauan Mapia secara regulardilayani oleh 2 kapal perintis yang senantiasa berlayar menuju Gugus Pulau Mapia dengan jadwal sebulan sekali dengan waktu tempuh kurang lebih 25 jam dari Biak. Sarana telekomunikasi lainnya seperti Radio, Televisi hanya dimiliiki oleh Angkatan Laut yang bermukim di kawasan Gugus Pulau Mapia
Read More »»